Sejujurnya prolog inilah yang seharusnya kembali tetap kami jadikan sebagai epilog terakhir
Just Simple Words to Begin and Fade Away
(Hanya Kata-kata Sederhana untuk memulai dan kemudian Berlalu)
or : https://www.youtube.com/watch?v=3CnCSHVAT_k&list=PLZZa2J4-qv-bpW9lgcl0XfLNL7tfMzZZD&index=50&t=5m8s
Silence is the language of God. All else is poor translation. ~ Rumi
Keheningan adalah Bahasa Ilahiah. Segala lainnya hanyalah terjemahan semu adanya.
Pada
hakekatnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sbg
manusia ketimbang sbg manusia yang menjalani tugas spiritual..Kita
hanyalah ketiadaan yang diadakan dalam keberadaan untuk sekedar
sederhana mengada tanpa perlu mengada-ada dihadapanNya...betapa indahnya
kehidupan jika kita tiada ragu untuk mampu hadir dalam kesederhanaan
yang murni, tulus apa adanya tanpa perlu membalutnya dengan kemasan
kesempurnaan yang walaupun mungkin tampak indah dan megah namun semu
dalam kesejatiannya..... Belajarlah meng-"esa"-kan diri dalam
keseluruhan, kebersamaan dan kesemestaan....Kebahagiaan kita berbanding
lurus dg kebijaksanaan kita namun berbanding terbalik dengan kemelekatan
kita. Tdk semua yang kita inginkan akan menjadi kenyataan, tdk semua
yang tdk kita inginkan tdk akan menjadi kenyataan. So, perlu
kebijaksanaan untuk menerima kenyataan sebagaimana adanya dan tidak
terlalu mengharuskan keinginan kita menjadi kenyataan..... Dunia
mungkin hanya memandang dari produk pencapaian kita di permukaan, namun
Tuhan sesungguhnya di kedalaman menilai kita dari proses penempuhan
kita. So, jangan terkelabui oleh permainan duniawi karena dihadapanNya
tidaklah penting harta kekayaan, nilai perolehan, kemuliaan diri dsb
yang pada dasarnya hanyalah by product dampak samping dari perjalanan
kehidupan ini. Dia lebih mengutamakan bagaimana cara kita mensikapi,
menjalani dan mengatasi amanah kehidupan ini sebagai atsar amalan diri
kita kelak. Bukan kaya miskin harta kekayaan, baik buruk nilai
perolehan, mulia nista duniawi yang menjadi indikator bagiNya dalam
menilai kualitas diri hambaNya tetapi seberapa ikhlas kita mensikapi ,
seberapa istiqomah kita berikhtiar menjalani dan seberapa tawakal kita
menerima garisNya...Bagaikan biasan warna -warni pelangi yang berasal
dari Sumber Cahaya Putih Cemerlang yang sama walau dalam dunia segalanya
tampak berbeda di permukaannya, namun dalam Dharma segalanya menyatu
dalam kesejatianNya.
Silence is the language of God.
All else is poor translation.
~ Rumi
Keheningan adalah Bahasa Ilahiah.
Segala lainnya ungkapan terjemahan semu belaka
Tiada kata yang seharusnya dipercaya (termasuk / terutama dari kami ) selain fakta (yang memang terjadi )
(No Fact - No Truth - No Faith)
tanpa dusta akan kebenaran sejati, tiada perlu duka untuk disesalkan nanti
BE RESPONSIBLE
bertanggung jawablah
BE HUMBLE
(dalam) kerendah-hatian
BE TRUE
(untuk menjadi) sejati
(Sekian)
TAMPAKNYA MEMANG SUDAH CUKUP
(memang cuma itu bisanya ... maklum cuma padaparama dihetuka)
So,
inilah waktu kami untuk berhenti & melepas
Que sera sera. Pantha Rei.
Apapun yang terjadi terjadilah. Biarkan semua mengalir apa adanya.
Gitu aja koq repot ...
nggak usah "meng-ada-ada" ("meng-ada" saja sudah susah)
Terakhir,
Semoga segalanya cukup bijaksana untuk memahami samsara permainan abadi kehidupan ini
Semoga segalanya mampu berbahagia untuk mengasihi konsekuensi interconnected logis yang terjadi
Semoga segalanya makin berdaya untuk melampaui dilemmatika amanah tanggung jawab pemeranan yang diterima
Amor Dei, Amor Fati
(Jika cinta Tuhan cintailah juga GarisNya.)
Dhammo have rakkhati dhammacarim
(Dharma kebenaran akan melindungi para penempuhNya )
Gate Gate Paragate Parasamgate .... Bodhi Svaha
(lampaui delusi apaya, sensasi surga, fantasi brahma ... murni terjaga, berjaga dan menjaga)
Appamadena Sampadetha
(berjuanglah untuk tidak lengah sebagai/selayak/selaras ariya)